Monday, January 23, 2012

A Guilty Post

Aku sedang merasa sangat bersalah; bersedih dan bersalah. Tidak lain dan tidak bukan dikarenakan oleh sesuatu hal yang kusesalkan. Adalah mengenai posting di bulan Desember. Ya, kau benar! Aku melewatkan sebuah posting untuk penutup tahun 2011. Sebuah posting yang akan melengkapi keajegan menulisku di tiap bulan selama 2011, dan aku bersedih - merasa bersalah atasnya. Bukan berarti aku sama sekali tidak menulis di bulan Desember, bukan. Aku tetap menulis, dan bukan masalah menulis atau tidaknya yang membuatku merasa bersalah. Rasa bersalah ini hadir karena sebenarnya aku sudah sangat sangat sangat sangat ingin membuat sebuah posting baru untuk Desember, namun aku tiada bisa merealisasikannya. Bukan karena aku tidak punya ide untuk materi yang akan kubahas, namun karena aku ingin sebuah kesempurnaan; sebuah posting yahut dengan konten yang perfect untuk menutup petualangan 2011. Aku harus menyeleksi cerita-ceritaku, karna otak sudah sangat dipenuhi banyak sekali ide. Dan ternyata keasyikan itu berujung pada keabsenan diriku pada blogku tersayang. Sebuah paradoks: aku bersiap untuk alpha.

Banyak sekali cerita yang sudah kupersiapkan dalam benakku. Tentang betapa bersyukurnya diriku di penghujung tahun kemarin, tentang betapa gigihnya diriku mempersiapkan pendakian (dan 'pertemuan') yang sudah kunanti-nantikan sejak lama, tentang cerita persiapan nglembur semingguku untuk persiapan mendaftar Indonesia Mengajar (lagi), tentang beberapa keputusan yang terkesan tiba-tiba muncul dalam benak, tentang cita-cita menjadi seorang ibu idaman, tentang perjalananku mengunjungi dek Zaky anak dari sobatku Mbak Galuh di Kediri (yang karenanya aku jadi bisa bersilaturrahmi ke Pare, bertemu kawan selama
di Semarang, Oktober yang lalu), tentang beberapa pemikiran tentang pandanganku terhadap seorang yang pragmatis, dan beberapa cerita lain yang sudah susah untuk kuingat termasuk rencana membuat posting yang merangkum headline cerita hidupku selama 2011.

Theme untuk bulan Desember yang lalu lebih ke arah perjuangan nglemburku untuk mendaftar Indonesia Mengajar lagi. Perjuangan nglembur yang menghasilkan kebodohan. Seminggu penuh aku tidur subuh, namun pada akhirnya essay yang kukirim adalah hasil satu jam copy-paste essay yang kukirim untuk pendaftaran periode sebelumnya. Satu kata: dhongo! I still felt so grateful, though.. (baca: gak punya malu).

Then at the end of December, I hiked the great mountain, with them. Very awesome  year-closing that I will explain later on the next post (the great story must have its own page, for sure:). At the very end of the year (until January hit the earth) , I went to Sidoarjo, visiting my Grandma. Lots of things I've got from being about 4 days in the hospital (accompanying my Mom of course :p). It was like a lesson to me, that makes me always think about 'what kind of old life that you want', and makes realize that I should prepare the best for my ideal old-life. I've taken the decision that I don't want to be an old lady who only lay down weakly on a bed, grumbling how misery the life is.  No, please, I really don't want to be someone like that. I want to be an old lady that always feels so grateful, the healthy one, the happy one. I realized that health is the key point that makes me think about some technical points for being healthy in everyday of my life. I should always stay on the positive line: think positive, act positive and positively, and also learn something positive. I should always manage my input and my output. It's also including the food that I'll eat, the exercise schedule that I should do, and the free time activity that will relax me. Stay healthy is the answer; physically and mentally.

Hey, kenapa tiba2 aku pake Bahasa Inggris? -__-'a

Oke, ini paragraf penutup deh. Untuk 2012, resolusiku masih 1280x800 dan belum berniat ganti dalam jangka waktu dekat, lalu aku masih mengidolakan seseorang yang kemudian menjadi sangat cinta hingga aku menjadi gila, kemudian cinta itu menjadi semakin ganas ketika aku mencintai dengan cara yang berbeda; dari yang biasanya ikhlas menjadi yang pamrih, dan pada akhirnya kuputuskan untuk melakukannya dengan cara yang biasanya saja: kembali mencintai sepenuh hati tanpa keinginan menggebu untuk balik dicintai
. I'm enjoying the progress although it means I should be patience and should be prepared for being torn into pieces (again) in the future. I mean, that's the art of loving! It comes from your heart, you will get nothing if you get something in return but it's not a heart thing. I know that you'll be happy if your love is paid back by love also. But for me loving is just more than that, it always makes me happy; no matter your love is paid back, or gets nothing in return. Something that you do sincerely, from the bottom of your heart, will lead you to the happiness. So, being happy is the key point, don't ruin it into the sad one just by becoming someone that is over-hoping. Don't push the Love to the edge, because you can't do it, Dude.. :)

Oh, shoot I've just mumbled something called love again.. -__-'a

I should end this post, so see you on the story about my great adventure on a great mountain!!! :^D

*and yes, I still feel guilty, a bit..:p