Monday, February 07, 2011

No more Love talking..

So, I've been on 14th Jogja Islamic Book fair 2011 for about 4days. Yup, 4days! Creepy? (don't have a crap here, seriously!) And what's happening here? How is it doing? Mengasyikkan kah? Menyebalkan kah? Me 'whatever' kan kah?? Jawabannya: SEMUANYA!!


At first, tujuan saya ikutan ini adalah karena saya KETAGIHAN (apaan sih??). Ya emang gitu, ketagihan!!--> apaan lagi sih?? Ok, let me explain the history..

Pertama kali berada di Jogja pada tahun 2006 sebagai mahasiswa baru, saya sudah terjaring menjadi panitia pameran komputer Mediatech 2006, yang memang diselenggarakan oleh Teknik Elektro UGM bersama NY Organizer. Saat itu memang tujuan awalnya karena saya seorang Maba yang ingin mengasah kemampuan berorganisasi tinggalan jaman SMA. Ternyata yang didapat lebiiih daripada itu. Tergabung dalam sie publikasi membuat saya memilki berbagai pengetahuan dan kemampuan dalam hal publikasi. Capek? Ya, Tentu!! Berkali-kali rapat untuk strategi publikasi yang mantabh; negoisasi dengan pihak media sponsor: TV, radio, koran; koordinasi dengan seluruh panitia (yang kesemuanya diikutsertakan dalam penyebaran poster, spanduk, round-tag, leaflet, dan pemasangan baliho), serta yang benar-benar menghabiskan stamina pra-acara: kelilingliling untuk menyebarkan para poster! Nah kan? Kalo anak gak niat pasti ogah deh disuru begini2an.. But for me, it was fun, working with friends is always FUN!!

Berada di tim publikasi saja sudah memberikan banyyaaak sekali pelajaran berharga bagi saya, belum lagi ketika menjadi tim operasional yaitu tim saat hari H, di mana seluruh tim bergabung untuk acara pameran: seksi keamanan, seksi kelistrikan (gen-set, dsb.), seksi dokumentasi, seksi acara, seksi ticketing, seksi konsumsi, seksi front office, seksi............... (lupa dah). 5 hari pameran komputer, gonta ganti antara ticketting dan FO serta check in check out untuk peserta, ternyata sangat melelahkan, dan merupakan ajang pembelajaran yang 'bagus' sekali. Berinteraksi dengan banyak sekali orang tak dikenal. Seluruh panitia belajar. Seluruh panitia berinteraksi dengan orang asing: pengunjung, peserta pameran, tukang parkir.. dan itu jumlahnya tidak hanya ratusan, bahkan ribuan. Di sini lah kita belajar bagaimana berinteraksi dengan klien, bernegoisasi, bersahabat dengan orang yang tidak pernah kita kenal sebelumnya. Media pembelajaran kedewasaan kalo saya boleh bilang. Dan saya KETAGIHAN karenanya. Ya, menjadi dewasa yang dapat mensikapi semua situasi dan kondisi dengan benar, itu yang membuat saya KETAGIHAN. Sejak saat itu pun, saya berusaha untuk terus meningkatkan level kedewasaan tersebut. Bertemu dengan banyak pihak, bergerak, mengurus sesuatu, dan menang: mendapatkan level penyesuaian diri yang cukup tinggi, level pemahaman yang juga cukup tinggi..

Dan sampailah pada ketika saya melihat rontek (round-tag) milik Jogja Islamic Book fair 2011 di perempatan selokan Jakal. Saya sih sudah familiar dengan pameran buku ini. Lalu atas nama nganggur dan ingin part time sembari nunggu keputusan dari Indonesia Mengajar (sekalian cari makan gratis untuk beberapa hari ke depan, wkwkwk), maka saya iseng nelpon penyelenggara book fair tersebut. Saya pikir daripada nomor organizernya (di rontek) dianggurin, maka saya dial saja untuk iseng-iseng berhadiah makan gratis (cah kos banget deh), dan saya pun sok2 melamar jadi pembantu umum pantitia. HAHAHA. Ditanyain: "bisa full time?", saya langsung jawab "Bisa!", "Transportasi?" saya bilang: "gak masalah mbak", "dibayar segini?", saya langsung jawab: "gak papa mbak" sambil dalam hati bilang 'yang penting makan gratis', jyaaaaaaahhh sumpah gak tau malu!! Padahal itu H-1 pameran!!! Sakiit jiwaaaaaaa!!!!

But don't judge me like that, that was so rascal. Bila anda tau saya, tau lah maksud di balik apa yang saya lakukan kali ini. Makan gratis? tentu iya (lumayan buat lulusan nganggur yang masih dapet duit dari ortu). Tapi misi kali ini adalah completely challenging myself. Langsung terjun ke dalam suatu sistem tanpa mengerti bagaimana backgroundnya, bagaimana lingkungannya, bagaimana kondisi sosial di dalamnya, jenis apa sajakah orangnya, wataknya seperti apa, apa yang mereka senangi dan tidak senangi, dan segala macam tetek mbengek yang ada dalam sebuah sistem. And I challenge myself on it. I don't know who's the organizer, I never met them before, I just once called them, then I tried to throw myself away into them. Dan ketika sukses berada di dalam sistem tersebut, sukseskah saya kemudian menjalaninya? Can I pass it? Can I gather and work with them, people I never knew and never knew me? Can I be as matured as I wanted? Can I work my best even with imperfect condition?? Those are the questions behind the label 'Why I did this'. 

So how's the result so far?? When I said 'SEMUANYA' at the start, I really meant it. Semuanya terjadi. Yang sudah kuduga sebelumnya: TIRED!! Kelelahan sampe alergi selalu muncul, itu terjadi. But it's not a big deal, sudah biasa kalo saya collapse ketika kerja keras. Lalu tentu crash pendapat juga hadir mewarnai. Dan satu lagi yang telah saya prediksi: bertemu dan bekerja dengan tipikal orang yang sangat sangat sangat tidak saya sukai: the one who asks to be understood but never get realized that he/she never tries to understand the others, seseorang yang selalu menuntut untuk dimengerti padahal dia tidak sadar bahwa dia tidak pernah mau mengerti orang lain. Itu juga terjadi. Saya bekerja dengan orang seperti itu. Tapi di sini lah letak tantangan itu. Saya harus bisa menghandle emosi saya. Maka saya menghadapinya dengan emotionless: 'WHATEVER walopun anda tidak mau memahami saya, tapi demi kelancaran tugas, saya bersedia memahami anda, Anda adalah sosok yang belum tahu, dan saya harus memaklumi kebelumtahuan anda.' And it works well so far, I CAN COMPROMISE WITH MY DISLIKE!!!!!! Completely good news, rite??(dance).

Tidak hanya ketidak bahagiaan, ada juga kebahagiaan tentunya. Melayani orang-orang baru seperti pengunjung dan peserta dengan ikhlas dari hati, waahh itu saya suka sekali. Layaknya ketika saya mendesain dan mengurus kaos Plurk untuk teman-teman. Sekali lagi, saya KETAGIHAN dengan hal semacam ini. Ever heard about the happiness of serving? kebahagiaan melayani, yang katanya merupakan kebahagiaan dengan level tertinggi? Do it from your heart and your heart is fulfilled with happiness!! Dan ketika melayani untuk kupon pengunjung, atau melayani informasi lainnya, entah mengapa saya senang sekali melakukannya.. Yeah, the theory about the highest happiness is completely right..

Dan SEMUANYA pun saya rasakan. Persahabatan yang baru saya dapatkan. Bertemu dengan orang-orang bervisi misi menakjubkan. Bertemu dengan artis yang saya tidak kenal (dan tentunya biasa aja karna saya ndak dhong kalo itu artis.. #Jeki dilawan). Bersenda gurau dengan pengunjung yang notabene orang asing. Komplain pengunjung dan peserta atas sesuatu. Bekerja dengan orang yang gigih dan berpikir solutif. Semuanya saya rasakan. Anger. Happiness. Sadness. Tired. Hunger. Hate. Love. Care.

Wait a minute. LOVE??? Oh, Crap Apple!!! 

Hahaha, no more LOVE talking, pameran masih 3 hari lagi, and I better sleeping preparing myself than talking about something undefined like  hell yeah.. LOVE...!!! Sampai jumpa di kala saya sudah kembali pada jam tidur yang normal..!!! 

2 comments:

  1. wohoho langsung di post og py

    ReplyDelete
  2. kuwi kan pas pameran, sudah kemaren2 itu ninan sayang..:-*

    ReplyDelete

enter what comes into your head.. -_-b